Breaking

11 Juni 2014

Stand Up Comedy Prabowo-Hatta di Debat Capres

Melihat debat capres-cawapres yang diselenggarakan pada Senin, 9 Juni 2014 sungguh teramat miris dan penuh ironi. 


Melihat pasangan Prabowo-Hatta yang katanya dikenal tegas dan tidak mencla-mencle. Katanya lho.. Tapi yang disaksikan pada debat malam itu sungguh kebalikannya, ucapan mereka seperti sangat tidak konsisten dengan kenyataan yang terjadi.

Publik cerdas tentu bisa melihat kelucuan ucapan yang dilontarkan dari pasangan Prabowo-Hatta. Saya katakan lucu karena benar-benar lucu seperti menonton Standup Comedy.

Kelucuan Pertama

Pada sesi kedua ketika membahas tentang penegakan hukum di Indonesia. Hatta Rajasa berkata “Hukum di Indonesia jangan tumpul di atas, tajam ke bawah. Semua orang sama di mata hukum.”
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pernyataan beliau. Masalahnya adalah publik tentu masih ingat betul kejadian putra Hatta Rajasa yaitu Rasyid Rajasa yang mengendarai BMW lalu menabrak mobil Daihatsu Luxio dan menewaskan 2 orang.

Alih-alih ditahan, putra bungsu Hatta Rajasa justru malah dibebaskan. Kejadian ini berbeda jika si penabrak adalah seorang rakyat biasa, langsung dijebloskan ke penjara. Mengapa hukum di Indonesia tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Saya tidak tahu!

Mungkin Hatta Rajasa tidak menyadari bahwa pernyataan itu justru bisa menjadi bumerang mematikan baginya. Hatta Rajasa mengulangi pernyataan “Hukum harus memperlakukan warga negara secara setara.” Kurang lebih sebanyak 3 kali, 2 kali di awal sesi dan 1 kali di sesi akhir.

Kelucuan Kedua

Saat membahas tentang demokrasi, Prabowo mengatakan “Kita telah mencapai demokrasi sekarang dengan susah payah dengan banyak pengorbanan!“

Prabowo mengatakan hal ini, tapi 7 hari sebelumnya, Prabowo berjanji akan memberi Soeharto gelar pahlawan. “Kita perjuangkan jenderal besar Soeharto sebagai pahlawan,” janji Prabowo.

Prabowo paham tidak jika pengorbanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai sebuah reformasi adalah untuk menggulingkan pemerintahan Orde Baru dengan pemimpin otoriter Soeharto.

Jika ingin memberikan gelar “hero” atau pahlawan kepada Soeharto, mengapa ia malah mengatakan perjuangan mencapai demokrasi dilakukan secara susah payah dan penuh pengorbanan? Saya tidak tahu!

Kelucuan Ketiga

Saat membahas masalah ekonomi, Prabowo dengan berapi-api dan berkobar-kobar mengatakan “Memang ada kelemahan dalam ekonomi kita karena sistem yang salah urus.“

Pernyataan Prabowo tentu menohok Hatta Rajasa yang kala itu menjadi menteri perekonomian dalam pemerintahan SBY 2009-2014. Jika saya menjadi Hatta, saya tentu akan menampar muka Prabowo Subianto di depan orang banyak. Kenapa Hatta Rajasa tidak melakukan itu? Saya tidak tahu!

Kelucuan Keempat

Saat Jusuf Kalla menanyakan kepada Prabowo bagaimana cara menyelesaikan pelanggaran HAM di masa lalu, Prabowo justru melempar tuduhan tersebut karena perintah atasan dan menyuruh pak JK untuk menanyakan sendiri jawaban itu ke atasannya.

Saat wawancara dengan Metro TV, Agum Gumelar mengkonfirmasi pernyataan Prabowo yang mengatakan bahwa atasan yang dimaksud adalah Soeharto. Mana mungkin menanyakan itu kepada orang yang sudah meninggal? Anda tahu? Saya tidak tahu!


by Christian Halim
June 11, 2014 at 12:19 | Source: politik.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !
N' Thx.. jika anda mencantumkan nama / Url anda